Dari 31.000 Karyawan Freeport, Warga Papua Hanya 35%
Berita | Admin KSPSI | 31 Jan 2014Jakarta -Salah satu perusahaan tambang terbesar di Indonesia PT Freeport Indonesia (FI) mengaku hanya bisa menyerap 35% pekerja asal Papua dari total 31 ribu pekerja yang ada. Padahal, perusahaan yang pusatnya di Amerika Serikat (AS) ini menghasilkan banyak tambang dari tanah Papua.
“Dari 31 ribu pekerja baru 30-35% warga Papua. Harusnya kalau bisa 100%. Tapi kan kita menerima tenaga kerja tidak bisa begitu saja, mereka harus bisa mengikuti seleksi tapi kita tetap memberikan prioritas kepada warga setempat,” ujar Direktur Utama Freeport Rozik Soetjipto saat acara Indonesia Investor Forum 3 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (22/1/2014).
Menurut dia, minimnya penyerapan tenaga lokal karena warga sekitar masih minim pendidikan sehingga tak mampu bersaing.
“Apalagi kalau yang dari pegunungan pendidikan masih tertinggal, sulit bersaing,” katanya.
Namun, pihaknya berencana dalam 5 tahun ke depan untuk bisa meningatkan serapan tenaga kerja lokal menjadi 45%. Ini dilakukan agar keberadaan Freeport memberikan kehidupan bagi masyarakat sekitar.
“Kami di roadmap dalam 5 tahun bisa sampai 45%. Kita bukan hanya meningkatkan jumlah tapi juga kesejahteraan,” cetus dia.
detikfinance (22/1/2014)
Diskusi Kosong